Kamis, 07 Agustus 2008

Edisi Agustus 2008

Merdeka … merdeka … merdeka … pekik kemerdekaan sudah merupakan tradisi untuk diucapkan setiap bulan agustus, karena setiap tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya. Tidak ketinggalan warga JBE juga turut memeriahkan, diantaranya pemasangan bendera merah putih disetiap rumah masing-masing, pemasangan bendera umbul-umbul ditempat-tempat strategis, menyelenggarakan kegiatan pertandingan, kegiatan bazaar dan pentas seni serta kegiatan lainnya.

Edisi kali ini redaksi belum dapat menampilkan foto keluarga, namun demikian artikel menarik sudah siap disajikan, seperti kedatangan Walikota pada saat peletakan batu pertama gapura JBE, Futsal yang dimeriahkan oleh warga RT 014, JBE Baca layaknya seperti perpustakaan dan JBE Kuliner tentang jajanan murah di JBE.

Redaksi masih tetap menunggu artikel, foto dan informasi lain yang menyangkut tentang JBE yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan bacaan ringan kita.

Rencananya edisi bulan depan akan menampilkan kegiatan-kegiatan JBE khususnya tentang agustusan, wah pasti bakalan meriah banget deh.

Merdekaaaaaaaaa …

PELETAKAN BATU PERTAMA GAPURA JBE


Oleh: Dodi Prawira

Minggu, 6 Juli 2008

Alhamdullilah, akhirnya terlaksana juga peletakan batu pertama pembangunan gapura JBE oleh Bpk Walikota Bekasi, H. Mochtar Muhammad yang dihadiri juga oleh jajarannya Bpk. Camat Pondok Gede, Bpk. Lurah Jatibening, Bpk. Ketua RW 12, Nurzirwan Irwan, sejumlah tokoh masyarakat JBE dan warga JBE tentunya. Persiapan acara ±12 hari sebelumnya sudah disiapkan dengan matang, namun demikian masih banyak sekali kekurangan2nya, harap maklum bahwa semuanya masih amatiran dan yang ada dalam benak kita semua hanya kerja sukarela saja untuk kepentingan semua warga JBE.

Awalnya, pengurus sempat khawatir, krn sampai dengan pukul 08:45, bangku2 (yg disiapkan sejumlah 75 buah) baru terisi setengahnya dan itupun kebanyakan yg datang dari luar JBE, misalnya Pak Camat, Pak Lurah, dan polisi serta jajarannya. Warga sendiri belum banyak yg datang, kecuali pengurus dan panitia (termasuk ibu2 PKK). Hal yang Kami lakukan pada waktu itu adalah menelpon kilat, agar beberapa warga bisa datang ke lokasi sesegera mungkin, sebab kami sangat khawatir bangku yang sudah disiapkan akan kosong-melompong, sementara pejabat yang datang adalah setingkat Walikota.

Padahal undangan per-RT, per-surat, per-sms, bahkan dikirim secara langsung ke rumah warga dan juga termasuk pemasangan spanduk2 sudah disiapkan, dengan harapan sesuai rencana semula menginginkan agar warga lebih banyak dating, namun itulah hasil maksimalnya.

Pak Walikota merupakan sponsor utama dalam proyek ini, sementara warga JBE-nya yg disumbangnya kurang antusias terhadap acara ini, sehingga pada saat itu kami benar2 prihatin dgn kebersamaan waga JBE. Namun demikian masih untung mulai jam 09:00, beberapa warga mulai datang, shg bangku2 sudah mulai terisi penuh semua. Keruntungan masih berpihak pada kami, karena Bpk Walikota datangnya juga terlambat, kira2 jam 10:00 (seharusnya sesuai acara jam 09:00 pagi), shg persiapan bisa menjadi maksimal.

Ada kejadian lucu, sesuai daftar acara urutan pidato pertama adalah Bpk RW, kedua Pak Syofar (mewakili warga JBE) dan terakhir oleh Bpk Walikota. Pak RW dan Pak Syofar berpidato di podium dengan menggunakan microphone wireless, semuanya berjalan dengan lancar, namun pada saat Pak Syofar berpidato sudah ada tanda2 batereinya akan habis.

kami khawatir sejak Pak Syofar berpidato, nanti jangan2 ketika Bpk Walikota bicara baterainya habis, dan kekhawatiran kami akhirnya terbukti, baru 4 menit Bpk Walikota tampil di podium dan lagi hangat2nya menyampaikan pidato, baterai microphone yg digunakan sudah habis, sementara Pak Walikota celengak-celinguk ngak ngerti mau ngapain dan panitia juga bingung. Kami langsung ambil inisiatif kabur ke indomaret untuk membeli baterai, dan setelah kami balik kembali ternyata Pak Walikota sudah menggunakan microphone moderator (yg menggunakan kabel).

Padahal pidato Pak Walikota sangat sederhana, artinya sangat relevan dan to the point dengan kondisi umum warga JBE, bahkan pidatonya seringkali mendapat applaus dan pujian dari warga, krn Pak Walikota saat itu sangat santai dan gaya bicaranya sangat enak juga didenger.

Kami sangat sedih saat itu lupa mengganti baterei microphone, shg pidato Pak Walikota agak terganggu sedikit yang berakibat Pak Walikota menggunakan microphone yg menggunakan kabel dan dengan sangat terpaksa pindah tempat, semula di podium pindah ke dekat speaker yang agak bising, krn kabelnya tidak cukup panjang.

Pak RW dan Pak Syofar dapat berpidato di Podium, sementara pejabatnya Pak Walikota berpidato disamping MC, namun demikian masih beruntung lagi karena berpidato dekat dengan rakyatnya, bahkan MC acara kita, bu Budi, yang tadinya sangat formal, berubah jadi "merakyat" juga dan ikut2an bercanda dengan Pak Walikota.

Catatan yang didapat setelah acara selesai, kami sempat bertanya kepada warga, bagaimana kesannya thd Pak Walikota dan umumnya warga merasa puas dan bahkan bila perlu dilanjutkan terus karena sangat berguna bagi warga.

Sebagai catatan Pak Walikota berpesan, pada acara peresmian gapura nantinya beliau minta diundang kembali dan juga diundang sekalian pada acara agustusan. Bahkan beliau minta agar artis2 yang ada di JBE untuk hadir meramaikan acara 17 agustusan dan beliau berjanji akan menyumbang bandnya (beliau menyinggung ttg artis2 di JBE, krn dalam pidato sebelumnya, pak RW sempat mengatakan bhw di JBE banyak tinggal pejabat pemerintah, swasta, artis dan bahkan politikus).

Acara peletakan batu pertama berakhir diteruskan dengan peninjauan “waduk” yang terletak di wilayah Blok H. Beliau sangat prihatin melihat kondisi waduk JBE yang berfungsi sebagai pengendali banjir. Beliau juga berdialog dengan Pak Camat, info yang didapat Pak Camat akan menyanggupi untuk membantu dalam urusan pengedukan waduk tersebut.

Catatan lagi buat warga JBE, selain sukses acara peletakan batu pertama gapura, panitia dalam hal ini pengurus RW bisa meyakinkan Pak Walikota untuk membantu secara langsung mengenai biaya pengedukan waduk.

ANGGARAN GAPURA JBE

Informasi yang disampaikan oleh Pak RW, Nurzirwan Irwan via milis JBE tanggal *** Juli 2008, bahwa biaya total gapura sbb:

Anggaran Gapura Rp. 100.000.000

Dana Dari Walikota Rp. 50.000.000

Dana stimulan Kecamatan Rp. 15.000.000

------------------------------------------------------- +

Total Penerimaan Rp. 65.000.000

Kekurangan dana Rp. 35.000.000 (-)

Disampaikan juga oleh beliau bahwa kekurangan ini mungkin akan dibayarkan oleh Pak Pramono, Pemborong Pak Tri warga RT 10, arsitek Pak Tri Laksana, Pengawas Projek Pak Themi, Pak Ditan dan Pak Agung Baskoro serta bantuan warga dengan sukarela.

Namun demikian kami ingin menambahkan apa yg disampaikan oleh Pak RW, bahwa biaya total gapura sudah termasuk pembuatan dinding dan taman kira2 Rp. 100 juta. Sementara dana yang ada baru Rp. 50 jt + Rp. 15 jt = Rp. 65 jt, maka usulan kami agar pekerjaan pembuatan pagar dinding (dgn tetangga sebelah) dan taman ditunda, selesaikan gapuranya terlebih dahulu, shg biayanya sekitar Rp85 jt dan kekuranggannya kira2 Rp. 20 jt lagi.

Kekurangan ini pengurus belum menetapkan cara2 pengumpulannya, namun kira2 sudah ada strateginya, yaitu kembali lagi ke Pak Pramono dan Pak Walikota (sesuai janji awal Pak Pramono dan seperti yang telah disampaikan oleh Pak RW di atas). Kemudian seandainya masih kurang juga, ya terpaksa warga harus urunan plus urunan untuk biaya pengedukan waduk, krn harus dikerjakan sebelum musin hujan datang, kalau ngak yaa banjir lagi … banjir lagi …

Sebagai catatan lagi, Pak Walikota juga bersedia membantu agar surat kita ke Jasa Marga segera ditanggapi, yaitu perihal semakin dangkalnya saluran air dibawah jalan tol (tempat keluarnya saluran air dari waduk kita di blok H agar air selanjutnya bisa mengalir ke kali malang) dan tempat bermuaranya saluran air dari perumahan2 lainnya, shg saluran air tsb yg dibawah jalan tol harus dikeduk atau diperbesar. Disamping itu, dgn adanya jalan tol Cikunir, maka saluran air lainnya yg di bawah jalan tol yg terletak di sisi timur dari beberapa laporan RW lainnya, sehingga kapisitas saluran menjadi tinggal setengahnya, yang mengakibatnya limpahan air dari RW-RW lainnya yg terletak di sisi barat, datang ke saluran yg dekat dgn perumahan kita (dekat waduk). Dan complain kita terhadap Jasa Marga utk mau mengeduk atau memperbesar saluran air mudah2an terealisasikan, aminnnn. (Foto Pak Muher, Pak Yusuf Hidayat dan Ibu Anna Yusuf)

FUTSAL di RT 014

Oleh : Pak Arief Wardhana


Akhirnya, efek Euro2008, ternyata berimbas juga di wilayah RT 014. Seiring dengan dibukanya 2 lokasi lapangan futsal disekitaran JBE, maka dipelopori oleh Pak Aris, Pak Eris, saya sendiri, mulailah disusun rencana latihan yang akan mengundang para tokoh berpengaruh di RT 014 yang juga mantan pemain nasional di era nya. Setelah berembug, maka diputuskan jadwal latihan futsal akan dilakukan setiap Sabtu sore ba’da ashar dengan memilih lapangan Futsal Pontek yang harga sewanya relatif terjangkau oleh kantong, maklum belum ada sponsor resmi nih bagi tim. Lokasi Lapangan terletak tidak jauh dari Masjid AlHadiqoh, di jln Cempaka, keluar ke kanan dari pintu gerbang blok G kurang lebih 20 meter lapangan ada di sebelah kiri.


Ternyata undangan disambut baik oleh para tokoh mantan pemain nasional, tercatat Pak Roedi, Pak Herwin, Pak Erwin, Pak Nanang, Pak Syaiful dan Pak Ardi dengan bersemangat mengikuti latihan. Untuk melengkapi tim sehingga jumlah pemain mencukupi, maka ditransferlah beberapa pemain cabutan yang handal, yang karena kesibukan pekerjaan, pemain tersebut menolak dipanggil tim nasional, tim provinsi bahkan tim daerah setempat, tercatat ada nama-nama Sium dan Aples (petugas Security RT014), Madi dan Farid (petugas kebersihan lingkungan) dan Tata (Ojek), Insan Arief Jr, Fikra Erwin Jr.


Dengan bermodal perlengkapan seadanya karena belum adanya sponsor apparel resmi, maka latihan dimulai awal Juli 2008. tettapi ternyata umur memang nggak bisa dibohongi…..he..he…. Peserta latihan meski ber skill tinggi sering kelihatan ngos-ngosan untuk mengejar bola, maklum nafsu besar tenaga kurang, kadang bola “keukeuh” nggak mau dikejar oleh pemain, dia menggelinding duluan meski sudah dikejar sekuat tenaga…


Efek latihan rutin alhamdulillah, badan jadi lumayan seger karena berolahraga rutin, dan yang terpenting persaudaraan dilingkungan RT 014 menjadi lebih erat. Semoga kegiatan ini bisa diikuti juga oleh bapak-bapak dilingkungan RT-RT lain, dengan cara dan waktu yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan keluangan waktu masing-masing. Bagi yang mau ikut latihan di Sabtu jam 5-6 sore, silahkan datang dan bergabung bersama Tim Futsal RT014.

Mie Ayam Idola

Oleh : Redaksi

Bagi warga JBE yang suka dengan jajanan murah khususnya mie ayam, ngga usah pergi ke restaurant, mall atau tempat pujasera lainnya, cukup nongkrong di kedai Mie Ayam Idola, terus langsung pesen sama abangnya mie, bakso, teh botol, aqua gelas plus kerupuk kampung wow serasa di Bakmi Gajah Mada, percaya deh rasanya enak banget.

Sepengetahuan kami awal mulanya mie ayam Idola mulai berdagang di JBE seperti pedagang-pedagang mie ayam lainnya, dengan gerobak dan sambil berteriak-teriak berkeliling dari satu blok ke blok lainnya. Sekitar tahun 1999 mie ayam Idola sempat mangkal di depan Indomart, karena sesuatu hal akhirnya ngontrak dan mangkal di ruko JBE sampai sekarang.

Penjualnya ada 2 orang atau bahkan lebih dan selalu bergantian, menurut info saling bergiliran katanya agar bisa pulang kampung. Namun sangat disayangkan sampai saat ini redaksi belum mendapatkan nama-nama penjual tersebut. Disamping itu redaksi juga belum menanyakan berapa pendapatan per bulannya (Foto oleh Bpk. Yusuf Hidayat / Ibu Anna Yusuf).

Garasi Baca

Oleh: Redaksi

Masih dalam ingatan, kala semasa masih duduk di bangku SD saya senang sekali membaca buku cerita dan komik. Bahkan waktu itu sempat menjadi anggota disalah satu tempat penyewaan. Biasanya komik yang disewa adalah gundala si putra petir, si Pitung dari gue hantu, Jampang dan lain sebagainya, sementara buku cerita tanpa gambar yang disewa biasanya cerita karangan HC Andersen, dan bacanya musti cepet2 takut didenda, sebab waktu penyewaan terbatas. Dengan perkembangan waktu tempat penyewaan itu sudah tidak ada lagi, entah kemana pindahnya atau memang sudah bubaran.

Setelah pindah ke JBE tahun 1998, saya tidak tahu kalau di JBE ada tempat penyewaan buku seperti "Garasi Baca", atau pada waktu itu memang belum ada. Pun kalau ada, anak2 saya lebih suka membeli PS2 atau DVD bajakan dibandingkan dengan membeli atau menyewa buku bacaan, mungkin karena jamannya atau karena minat baca yang masih kurang ?

Ide awal adanya Garasi Baca ini adalah, menyediakan tempat alternatif bagi lingkungan sekitar, terutama anak-anak, untuk mengisi waktu luangnya. (baca postingan Ide Awal di blog Garasi Baca) Koleksi buku di Garasi Baca, sangat beragam, meski jumlahnya belum banyak, mulai buku untuk balita, anak-anak, remaja bahkan dewasa. Selain bacaan ringan seperti komik, novel anak, dan novel dewasa, beberapa koleksi lainnya adalah buku-buku pengetahuan terbitan Tira Pustaka, Time Life, ensiklopedia, referensi agama Islam dll.

Insya Alloh mencoba akan mengajak anak2 saya untuk mengunjungi Garasi Baca, mudah2an tempat ini benar2 menjadi arena dan memotivasi anak menjadi senang membaca, sekaligus mempromosikan dalam site ini bahwa JBE punya tempat bacaan. Sebagai info harga sewa perbukunya murah banget.

Tidak lupa mengucapkan selamat kepada Pak Arief WS dan keluarga yang sudah bersusah payah mendirikan Garasi Baca sekaligus sebagai tempat kursus ketrampilan lainnya.

Yukk ... mampir ke Garasi Baca, jangan sampai ada yang bilang sama kita, Hari gini ngga suka baca ?

Slide Agustus 2008