Rabu, 11 Desember 2013

LOMBA MASAK ANTAR WARGA JBE

Pada hari Minggu, tanggal 8 Desember 2013 yang lalu, Ibu-ibu PKK JBE membuat acara yang lumayan heboh, yaitu Lomba Masak antar ibu-ibu dan bapak-bapak. Bekerja sama dengan salah satu produsen minyak goreng dan margarine nasional, lomba diadakan di lapangan basket RT 12. mengambil tema HARI SEHAT WARGA, acara dan Lomba yang dimulai dari pukul 8.30 pagi tersebut mendapat sambutan meriah dari warga JBE.


Acara dimulai dengan sambutan dari bu Iis selaku ketua PKK. Dalam sambutannya Ketua PKK mengharapkan agar acara seperti ini dapat menjadi ajang silaturahmi antar warga JBE, sehingga saling mengenal dan diharapkan menumbuhkan kepedulian kepada lingkungan JBE. Lalu acara dilanjutkan dengan pemberian materi tentang gizi dan kesehatan pangan oleh Guru Besar dari IPB.  Materi tersebut sebagai bekal kepada ibu-ibu mengenai gizi yang sehat, ciri-ciri orang kurang gizi, makanan yang dapat meningkatkan nilai gizi maupun cara memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Acara inti lomba masak kreasi makanan dan nasi goreng dimulai sekitar pukul 9.30. Acara di ikuti oleh seluruh warga JBE, mulai dari bapak-bapak ibu-ibu, anak-anak. Dengan diiringi musik yang menggelegar, peserta di minta untuk memasak sambil bergoyang sesuai dengan musik yang diputar, sehingga suasana pun menjadi heboh dan banyak mengundang tawa dari peserta maupun warga yang menonton lomba masak tersebut. walaupun terkesan santai, ternyata acara tersebut mendatangkan juri seorang chef profesional dari hotel Sultan untuk menilai hasil masakan dari para peserta.

 
Semoga acara-acar seperti tersebut di atas dapat sering diadaan di lingkungan JBE dan tentunya harapannya juga semakin banyak warga JBE yang mau berpartisipasi dalam acara yang diadakan di lingkungan JBE.
 



Jumat, 06 September 2013

Halal Bi Halal Warga Jatibening Estate

Hari Ahad, tanggal 25 Agustus 2013 yang lalu, warga Jatibaning Estate mengadakan hal bi halal warga. Mengambil tempat di Masjid Baitul Jabar, acara berlangsung sederhana. Acara yang dimulai pukul 7 pagi ini, di awali dengan siraman rohani, lalu dilanjutkan dengan salaman bersama seluruh warga yang hadir dan di akhiri dengan acara favorit yaitu makan-makan. Acara yang dimaksudkan untuk menambah erat jalinan silaturahmi warga ini diharapkan dapat terlaksana setiap tahunnya dan diharakan warga yang berpartisipasi juga semakin banyak.


Masih di hari yang sama warga RT.14 JBE juga mengadakan cara halal bi halal warga RT.14, sekaligus lomba-lomba dalam rangka menyambut 17 Agustus 2013. Acara sederhana ini mengambil tempat di Taman Blok G.8 JBE. Lomba-lomba diadakan baik utnuk anak-anak, ibu-ibu maupun mbak-mbak yang bekerja sebagai ART di wilayah RT.14. Dari mulai lomba wajib yaitu Lomba makan kerupuk untuk anak-anak, pecah balon, lari kelereng sampai lomba untuk ibu-ibunya yaitu makan kacang dengan sumpit.  

Tidak mau kalah dengan RT.14, warga RT.15 juga mengadakan acara halal bi halal dan lomba 17 Agustusan. Lomba di RT.15 ini dimeriahkan dengan lomba Panjat Pinang dengan hadiah yang sangat menggiurkan. Partisipasi warga tampak dalam hal menyumbang hadiah, sehingga hadiah yang terkumpul cukup banyak. Acara berlangsung meriah, apalagi melihat adegan-adegan yang mengundang tawa saat para peserta panjat pinang harus turun naik memanjat pinang yang licin, bahkan kadang merosot dan menimpa teman yang ada di bawahnya. Tapi akhirnya perjuangan peserta terbayar saat hadiah mulai dapat diturunkan. Berbagai peralatan elektronik yang didapat cukup untuk membayar perjuangan mereka hari itu.

Semoga tahun depan acara halal bi halal maupun peringatan 17 Agustus di Jatibening Estate dapat berlangsung lebih meriah.

Senin, 29 April 2013

TOLAK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAN KANTOR KELURAHAN JATIBENING

Saat ini dilingkungan Jatibening Estate dan sekitarnya, warga sedang hangat dengan kabar pembangunan Apartmen yang berlokasi di depan Kantor Kelurahan Jatibening. Jika dilihat dari lokasi pembangunan, keberadaan apartemen tersebut terkesan di paksakan. Dengan lokasi yang sangat sempit karena hanya berdiri di atas tanah sekitar 1.800 M2, akan dibangun Apartemen dengan jumlah unit sebanyak 418 Unit dengan ketinggian 13 Lantai. 

Dalam rapat antara warga, Pengurus RW 13 dan Pengurus RT se Jatibening Estate pada tanggal 21 April 2013, dihasilkan keputusan bahwa Pengurus RW 13 akan melayangkan surat keebratan kepada Walikota Bekasi atas pembangunan Apartemen tersebut. Surat tersebut telah dikirimkan oleh Pengurus RW 13 kepada Walikota Bekasi dengan tembusan ke Ketua DPRD Kota Bekasi, Kementrian Lingkungan Hidup, Camat Pondok Gede serta instansi terkait lainnya dengan surat tertanggal 24 April 2013.

Beberapa hal yaang menjadi alasan keberatan warga Jatibening Estate atas pendirian apartemen sesuai yang ada dalam surat Pengurus RW 13 adalah sebagai berikut:


1.     Daya Tampung Lingkungan Tempat lokasi Apartemen Berada.

Bahwa secara kasat mata dapat dilihat daya tampung lingkungan tempat lokasi apartemen berada tidak memenuhi syarat untuk pembangunan high rise building (bangunan tingkat tinggi) seperti apartemen city terace. Lingkungan tersebut merupakan lingkungan padat penduduk dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Sehingga bisa dipastikan jika terdapat bangunan tingkat tinggi seperti apartemen city terace, akan menambah kepadatan yang selama ini sudah tinggi.

Hal tersebut tentunya akan menyebabkan lingkungan mengalami over daya tampung. Seperti  berkurangnya lahan resapan air, lahan pembuangan air, tempat parkir untuk penghuni apartemen belum lagi masalah lingkungan lainnya.


2.      Lokasi Apartemen merupakan tempat sarana pendidikan berada.

Bahwa dalam jarak radius sekitar 20 Meter dari lokasi apartemen terdapat 3 Sekolah dasar (SD) Negeri dengan jumlah murid yang sangat banyak. Bisa dipastikan dalam hal terdapat apartemen dilingkungan tersebut akan sangat menganggu lingkungan tempat belajar mengajar tersebut. Belum lagi gangguan yang akan terjadi selama masa pembangunan, masalah polusi debu dan yang lain-lainnya. Gangguan terhadap proses belajar mengajar di SD tersebut akan semakin bertambah pada saat apartemen sudah dihuni, dengan banyaknya kendaraan milik penghuni apaprtemen yang keluar masuk dari apartemen tersebut.

Perlu Bapak ketahui, bahwa warga Jatibening Estate, demi menjaga suasana proses belajar mengajar di SD agar tidak terganggu, telah rela tidak menfungsikan pintu keluar masuk yang berada di dekat SD tersebut. Sehingga proses belajar mengajar di SD tersebut tidak terganggu dengan lalu lalang kendaraan milik warga Jatibening Estate.

3.     Penggunaan Sumur Air Tanah Dalam (Deep Well) akan mematikan sumur warga sekitar.

Perlu Bapak ketahui bahwa dilingkungan Jatibening Estate dan sekitarnya tidak terdapat instalasi PDAM. Sehingga sumber utama air bagi  warga perumahan Jatibening Estate dan Kampung sekitarnya adalah sumur air tanah dengan kedalama rata-rata sekitar 35-40 meter. Dalam hal apartemen citty teracce menggunakan sumur air tanah dalam (deep well) dimana kedalamannya minimal adalah 150 Meter, bisa dipastikan semua sumur air tanah milik warga yang berada dikedalaman 35 – 40 Meter akan mati dan kering.

Penggunaan air tanah dalam sebagai sumber air utama (kebutuhan sehari-hari) untuk penghuni apartement, kolam renang serta semua fasilitas apartement akan menyebabkan penurunan permukaan air tanah dan merugikan bagi warga di sekitarnya, di dalam hal ini termasuk perumahan Jatibening Estate dan warga sekitarnya.

4.      Terbukti Pengembang Ruko Jatibening Park Yang juga merupakan pengembang Apartemen Buruk Dalam Mrlakukan Pengelolaan Lingkungan. 

Sejak adanya pembangunan ruko (yang juga dibangun oleh pengembang apartement) di tempat tersebut, air hujan mengalir masuk ke perumahan Jatibening Estate. Hal ini terjadi karena sistem  resapan air yang dibangun oleh pengembang tidak mampu untuk menampung air hujan dikarenakan kapasitasnya kecil serta pemeliharaan yang kurang dan saluran air utama di tepi jalan Ratna yang sudah tidak berfungsi karena tidak ada perbaikan dan pemeliharaan dari Pemerintah Kota Bekasi

Perumahan Jatibening Estate yang daerahnya memang lebih rendah akan menjadi tempat pembuangan air limbah tidak saja dari apartement tetapi juga air hujan yang jatuh ke jalan Ratna  yang hal ini bukan saja menyebabkan daerah kami tidak sehat tetapi juga menyebabkan jalan lingkungan di perumahan Jatibening Estate bertambah rusak.

Belum lagi dengan jumlah unit 418 kamar, maka akan muncul masalah parkira mobil bagi penghuni apartemen. Jika dari 418 Unit, pemilik unit apartemen tersebut, 75% memiliki 1 Mobil, maka akan ada sekitar 300 mobil yang harus disediakan parkiranya. Dengan lahan sesempit itu, akan ditaruh dimana parkiran mobil penghuni apartemen tersebut. Bisa jadi, sebagaian penghuni apartemen akan parkir di dalam kompleks Jatibening Estate di blok yang berdekatan dengan kelurahan, dan naik ke apartemen tinggal jalan kaki melalui pintu sebelah kelurahan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pengurus RW 13, mengharapkan dukungan warga untuk ikut menolak pembangunan Apartemen di depan Kelurahan Jatibening, mengingat keberadaannya akan berpengaruh kepada lingkungan Jatibening Estate.
 

Senin, 21 Januari 2013

SOLIDARITAS MENEMBUS BATAS

Desa Tujuan
Mengasyikan, menegangkan, butuh kesabaran yang tinggi dan yang jelas butuh keberanian dan keikhlasan. Itulah secuil kesan perjalanan menembus daerah banjir menuju Desa Pantai Mekar Muara Gembong Bekasi Utara team Jatibening Estate mengantarkan langsung bantuan untuk korban banjir di Bekasi Utara pada hari Minggu tanggal 20 januari 2013. Menggunakan 3 mobil pribadi dan 1 pick up penuh barang, anggota rombongan yang terdiri dari Bu Budi Harsono beserta anak dan menantunya, Pak Mirza Chaidir Sekeluarga, Bu Nurhasmi, Ibu Ifa dan Pak Arys beserta beberapa ibu dan remaja masjid Al Jabar, berangkat setelah sholat dhuhur dari masjid Al Jabar. Menyusuri Tol Bintara kemudian masuk ke Jalan kali Abang tengah sampai dengan daerah Babelan dan Cabangbungin, baru lanjut ke Kecamatan Muara Gembong. Total sekitar 68 KM harus ditempuh dalam waktu 4 Jam lebih untuk sampai di Desa Paling Ujung Di Muara Gembong tersebut.

Ibu-ibu Cantik Menuju Muara Gembong
Perjalanan mulai mengasyikan dan menegangkan terjadi selepas Daerah Ekplorasi Pertamina Di Kecamatan Cabangbungin. Jalanan dengan kontur beton rusak yang tertutup lumpur hampir setengah ban Pajero Sport-nya Pak Mirza pun harus dilibas oleh team dari Jatibening Estate. Menyusuri sisi sungai dengan tanggul tanah rawan longsor setinggi 5 Meter dimana air sungai tersebut tinggal 1 meter lagi dari tanggul, mau tidak mau membuat hati dag dig dug, kalo-kalo tiba-tiba air sungai tersebut meluap seperti sehari sebelumnya. Belum lagi bahaya jebolnya tanggul tanah setinggi 5 meter tersebut mau tidak mau membuat team harus menambah keberanian dan banyak-banyak berzikir sepanjang jalan.

Tanggul Tanah Sisi Sungai Setinggi 5 Meter
Kondisi Jalanan Menuju Desa Pantai Mekar
Serah Terima Bantuan Kepada Kades Pantai Mekar







Rombongan sampai di Desa Pantai Mekar sekitar Pukul 5.30 Sore. Diterima langsung oleh Kepala Desa Pantai Mekar Pak Darman yang terlihat bahagia menyambut kedatangan rombongan dari Jatibening Estate, yang datang bersama rombongan dari Komunitas Bisnis Tangan Di Atas Bekasi dan rombongan dari Perumahan Taman Cikas.   Pak Kades menyampaikan terima kasih kepada warga Jati Bening Estate atas bantuan yang diberikan, karena Desa Pantai Mekar merupakan salah satu desa yang parah terkena banjir akan tetapi paling minim bantuan.  Jadi bantuan dari Warga JBE tentunya sangat berarti bagi warga Desa Pantai Mekar. 
Di balik musibah selalu ada hikmah, kalo tidak ada bencana banjir, tidak akan ada sulaturahmi antara warga Desa Pantai Mekar dengan warga Jati Bening Estate. Kita juga tidak akan pernah tahu, bahwa diluar sana masih banyak warga yag membutuhkan bantuan kita. Semoga sumbangan dari Warga Jatibening Estate mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin....


Foto-foto Lain

Packing Bantuan Di Halaman Masjid Al Jabar JBE


Kondisi Banjir hari ke 6 Mulai Surut